Her Suprabu : Ingin Ciptakan Generasi Muda Berwirausaha

Seharusnya, dengan jumlah penduduk sekitar 600 ribu orang, ada 6.000 yang tertarik menjadi pengusaha
Her Suprabu
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Di mata pengusaha Her Suprabu, jumlah wirausahawan idealnya sepuluh persen dari jumlah penduduk. Itu sebabnya, angka  400 pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo masih dirasa sangat kurang.

“Seharusnya, dengan jumlah penduduk sekitar 600 ribu orang, ada 6.000 yang tertarik menjadi pengusaha,” ucap pria kelahiran Bandung, 9 Agustus 1973 itu.

Her sendiri, sejak lulus kuliah dari Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tidak pernah menggunakan ijazahnya untuk melamar kerja. Pria itu mengawali bisnisnya dari usaha pembibitan tanaman keras. Dia lalu beralih ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), sebelum akhirnya membuka jasa perjalanan haji dan umroh.

Menurut Her, keputusannya membuka biro perjalanan haji dan umroh dilandasi idealisme. Ia heran, mengapa selama ini orang-orang yang berhaji dan berangkat umroh adalah orang-orang yang sudah berusia senja. Padahal, justru di usia muda, seseorang harusnya sudah merasakan indahnya beribadah ke Tanah Suci.
Itu sebabnya, ia membuat berbagai terobosan agar umroh semakin murah dan mudah. Melalui manajemen haji dan umroh Hajar Aswad yang ia dirikan, Her memberangkatkan jemaah umroh langsung dari Solo, tidak dari Jakarta seperti biasanya. Ia juga berhasil memotong jalur-jalur birokrasi dengan cara melakukan Memorandum of Understanding (MoU) langsung dengan hotel, maskapai, dan sebagainya.
 Untuk anak muda, Her membuat paket khusus yang terjangkau. Anak muda, kata Her, tidak perlu mendapatkan fasilitas luar biasa seperti kalangan yang lebih berumur. Dengan tenaga dan semangat yang masih menggebu, anak muda bisa lebih tahan tinggal di Tanah Suci yang kondisi cuacanya sangat berbeda dengan Indonesia.
“Yang penting tidak mengurangi prosesi ibadahnya,”ujar suami dari Retnaningdyah Rosarina Alba itu.
Ide-idenya yang cemerlang di bidang bisnis diimbangi juga dengan kegemarannya berorganisasi. Saat kuliah, Her adalah Ketua Umum Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNS periode 1997-1999. Saat itu, aset KOPMA melesat hingga di atas Rp 1 miliar dan sempat memiliki 230 orang karyawan.
Lulus kuliah, Her yang aktif sebagai pengusaha, lalu terjun dalam berbagai organisasi kepemudaan dan kewirausahaan. Ia adalah Dewan Pembina HIPMI Solo, Ketua I Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Solo, Kompartemen Tetap di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Tengah (Jateng) Komite Tetap Pengembangan Kewirausahaan, Wakil ketua DPD KNPI Jateng, dan Ketua Bidang Organisasi PSSI Kota Surakarta.
Organisasi, kata Her, mutlak dibutuhkan bagi anak muda yang ingin terjun menjadi pengusaha. Organisasi adalah salah satu cara untuk memperoleh mentor yang mumpuni. Ibarat naik sepeda, belajar berwirausaha harus berani jatuh untuk kemudian bangkit kembali.
“Banyak anak muda yang tidak berani gagal. Baru susah sedikit sudah mundur.Padahal, tidak ada pengusaha yang jalannya mulus-mulus saja. Itu sebabnya harus ada mentor yang mendampingi, “ jelas ayah dari Khansa Janetra Maheswari dan Althaf Tristan Maheswara itu.
Di usianya yang masih sangat muda, Her kini masuk dalam dunia politik. langkah awalnya dimulai dengan mendaftar sebagai bakal calon wakil walikota Solo ke Partai Demokrai Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) . Pada dasarnya saya optimis untuk mewakafkan diri dalam pengabdian di jalur politik. Untuk itu saya awali dengan menjadi salah satu kandidat dalam penjaringan cawawali ini. Persoalan menang kalah tentu itu sudah menjadi konsekuensi dari sebuah proses dan saya siap menerima hasilnya apapun nanti," jelasnya.
Sumber : Koran Jitu

Comments